Pada
dasarnya semua orang itu mempunyai kepribadian yang unik dan lucu, karena
manusia diciptakan dengan karakter yang berbeda-beda. Dengan demikian berikut
ini adalah beberapa perbedaan dan pengertian dari orang yang mempunyai sifat
terbuka dan tertutup
Ø Sikap
terbuka (open
midedness) amat besar pengaruhnya dalam komunikasi yan efektif.Mari kita lihat bagaimana karakteristik
orang yang bersikap terbuka dikontraskan dengan karakteristik orang tertutup
(dogmatis) diramu dari buku Psikologi Komunikasi – nya Jalaluddin Rahmat, dalam
daftar berikut ini.
Sifat
orang yang Terbuka:
·
Pertama,
seorang yang bersifat terbuka biasanya menilai pesan secara obyektif, dengan
menggunakan data dan keajegan logika.
·
Kedua,
orang terbuka rata-rata lebih mampu membedakan sesuatu dengan mudah, mampu
melihat nuansa-nuansa
·
Ketiga,
orang yang bersifat terbuka lebih banyak berorientasi pada isi (content)
ketimbang orangnya, bungkus atau polesa-polesannya
·
Keempat,
orang ini mau mencari informasi dari berbagai sumber, tidak hanya puas dengan
satu nara sumber
·
Kelima,
ia lebih profesional dan bersedia tanpa malu-malu dan tanpa khawatir bersedia
untuk mengubah kepercayaannya, keyakinannya, pendapatnya, jika memang itu
terbukti salah.
Ø Sifat orang yang tertutup:
·
Pertama,
ia suka menilai pesa berdasarkanmotif pribadi. Orang dogmatis tidak akan
memperhatikan logika suatu proposisi, ia lebih banyak melihat dan membaca
sejauh mana proporsi itu sesuai dengan dirinya. Argumentasi yang obyektif, logis,
cukup bukti akan ditolak mentah-mentah “pokoknya aku tidak percaya” begitu
sering diucapkan orang dogmatis. Setiap pesan akan dievaluasikan berdasarkan
desakan diri dalam diri individu(inner pressure). Rokeach menyebut desakan ini
antara lain kebiasaan, kepercayaan, petunjuk, preseptual, motif ego irasional,
hasrat berkuasa dan kebutuhan untuk membesarkan diri. Orang tua dogmatis sukar
menyesuaikan dirinya dengan perubahan lingkungan.
·
Kedua,
cara berfikir simplitis. Bagi orang dogmatis, dunia ini hanya hitam dan putih,
tak ada kelabu. Ia tidak sanggup membedakan yang setengah benar setengah salah,
yang tengah-tengah. Baginya kalau tidak salah, ya benar. Tidak mungkin ada
bentuk antara. Dunia dibagi dua, yang pro-kita dimana segala kebaikan terdapat,
dan kontra-kita dimana segala kejelekan berada.
·
Ketiga,
lebih banyak berorientasi pada sumber. Bagi orang dogmatis yang paling penting
ialah siapa yang berbicara, bukan apa yang dibicarakan. Ia terikat sekali pasa
otoritas yang mutlak. Ia tunduk pada otoritas, karena seperti umumnya orang
dogmatis ia cenderung lebih cemas dan mempunyai rasa tidak aman yang tinggi.
·
Keempat,
kalau ia mencari informasi ia akan mencari dari summber-sumbernya sendiri.
Orang-orang dogmatis hanya mempercayai sumber informasi mereka sendiri. Mereka
tidak akan meneliti tentang orang lain dari sumber yang lain. Pemeluk aliran
agama yang dogmatis hanya mempercayai penjelasan tentang keyakinan aliran lain
dari sumber-sumber yang terdapat pada aliran yang dia anut.
·
Kelima,
secara kaku mempertahankan dan membela sistem kepercayaannya. Berbeda dengan
orang terbuka yang menerima kepercayaannya secara provisional, orang dogmatis
menerima kepercayaannya secara mutlak. Prang dogmatis kuatir bila satu butir
saha dari kepercayaannya yang berubah, ia akan kehilangan seluruh dunianya. Ia
akan mempertahankan setiap jengkal dari wilayah keoercayaannya sampai titik
darah penghabisan.
·
Dan
yang terakhir,ia tak mampu membiarkan inkosistensi. Orang dogmatis tidak tahan
hidup dalam suasana inkosistensi. Ia menghindari kontradiksi atau benturan gagasan. Informasi yang tidak
konsisten dengan desakan dari dalam dirinya akan ditolak, didistorsi, atau
tidak dihiraukan sama sekali.
Nah,
agar komunikasi interpersonal yang kita lakukan melahirkan hubungan
interpersonal yang efektif, dogmatisme harus digantikan dengan sikap terbuka.
Tentu, bersama-sama dengan sikap percaya dan sikap sportif. Sikap terbuka
mendorong timbulnya saling pengertian, saling menghargai, dan yang paling
penting saling mengembangkan kualitas hubungan kita sendiri.
Sekarang
kamu termasuk yang mana? Apakah ada yang perlu kita rubah demi kebaikan atau
hanya diam mengikuti arus????
0 komentar:
Posting Komentar