Keutamaan Shalat Wajib Lima Waktu
Shalat adalah
ibadah yang agung, ibadah yang dibuka dengan takbir & ditutup dengan salam,
& dia adalah ibadah yg terpenting setelah kedua kalimat
syahadat. Dari Ibnu Umar Radhiallahu anhuma dia berkata: Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
بُنِيَ الْإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَالْحَجِّ وَصَوْمِ رَمَضَانَ
“Islam
dibangun diatas lima (landasan); persaksian tidak ada ilah selain Allah &
sesungguhnya Muhammad utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, haji
& puasa Ramadhan”. (HR. Al-Bukhari no. 7 & Muslim
no. 19)
Shalat adlh
penghubung antara hamba dengan Rabbnya, karena ketika shalat hamba sedang
berdiri di hadapan Allah Azza wa Jalla guna berdoa kepada-Nya. Dari Abu
Hurairah radhiallahu anhu dari Nabi Shallallahu’alaihiwasallam beliau bersabda:
قَالَ اللَّهُ تَعَالَى قَسَمْتُ الصَّلَاةَ بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي نِصْفَيْنِ وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ فَإِذَا قَالَ الْعَبْدُ: { الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ } قَالَ اللَّهُ تَعَالَى حَمِدَنِي عَبْدِي وَإِذَا قَالَ: {
الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ } قَالَ اللَّهُ تَعَالَى أَثْنَى عَلَيَّ عَبْدِي وَإِذَا قَالَ: {
مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ } قَالَ مَجَّدَنِي عَبْدِي وَقَالَ مَرَّةً فَوَّضَ إِلَيَّ عَبْدِي فَإِذَا قَالَ: {
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ } قَالَ هَذَا بَيْنِي وَبَيْنَ عَبْدِي وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ فَإِذَا قَالَ: {
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ } قَالَ هَذَا لِعَبْدِي وَلِعَبْدِي مَا سَأَلَ
“Barangsiapa
yg mengerjakan shalat tanpa membaca Ummul Qur’an di dalamnya, maka shalatnya
masih mempunyai hutang, tidak sempurna” Tiga kali. Ditanyakan kepada Abu
Hurairah, ” Kami berada di belakang imam?” Maka dia menjawab, “Bacalah Ummul
Qur’an dalam dirimu, karena aku mendengar Rasulullah bersabda, ‘Allah
berfirman, ‘Aku membagi shalat antara Aku dengan hambaKu, & hambaku
mendapatkan sesuatu yg dia minta. Apabila seorang hamba berkata, ‘Segala puji
bagi Allah Rabb semesta alam.’ Maka Allah berkata, ‘HambaKu memujiKu.’ Apabila
hamba tersebut mengucapkan, ‘yg Maha pengasih lagi Maha Penyayg.’ Allah
berkata, ‘HambaKu memujiKu.’ Apabila hamba tersebut mengucapkan, ‘Pemilik hari
kiamat.’ Allah berkata, ‘HambaKu memujiku.’ Selanjutnya Dia berkata,
‘HambaKu menyerahkan urusannya kepadaKu.’ Apabila hamba tersebut mengucapkan,
‘Hanya kepadaMulah aku menyembah & hanya kepadaMulah aku memohon pertolongan.’
Allah berkata, ‘Ini adlh antara Aku dengan hambaKu. & hambaKu mendapatkan
sesuatu yg dia minta’. Apabila hamba tersebut mengucapkan, ‘Berilah kami
petunjuk jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yg Engkau beri nikmat atas
mereka, bukan jalan orang-orang yg Engkau murkai & bukan pula orang-orang
yg sesat.’ Allah berkata, ‘Ini utk hambaKu, & hambaKu mendapatkan sesuatu
yg dia minta.” (HR. Muslim no. 598)
Shalat lima
waktu mempunyai beberapa keistimewaan dibandingkan semua ibadah wajib lainnya,
di antaranya:
a. Shalat 5 waktu mrpkan ibadah yg Allah Ta’ala syariatkan kepada Nabi-Nya
shallallahu alaihi wasallam secara langsung tanpa perantara malaikat. Berbeda
halnya dengan kewajiban lainnya yg diwajibkan melalui perantara malaikat.
b. Shalat 5 waktu diwajibkan di langit sementara kewajiban lainnya diwajibkan di
bumi.
Karenanya
sangat pantas kalau shalat 5 waktu dikatakan sebagai ibadah badan yg paling utama.
Selain dari
keistimewaan di atas, shalat 5 waktu secara umum & beberapa shalat di
antaranya secara khusu mempunyai keutamaan yg lain, di antaranya:
a. Shalat 5 waktu akan menghapuskan semua dosa & kesalahan.
Dari Abu
Hurairah radhiallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda:
الصَّلَاةُ الْخَمْسُ وَالْجُمْعَةُ إِلَى الْجُمْعَةِ كَفَّارَةٌ لِمَا بَيْنَهُنَّ مَا لَمْ تُغْشَ الْكَبَائِرُ
“Shalat lima
waktu & shalat Jum’at ke Jum’at berikutnya adlh penghapus utk dosa antara
keduanya selama tidak melakukan dosa besar.” (HR. Muslim no. 342)
Dari Utsman
bin Affan radhiallahu anhu dia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda:
مَا مِنْ امْرِئٍ مُسْلِمٍ تَحْضُرُهُ صَلَاةٌ مَكْتُوبَةٌ فَيُحْسِنُ وُضُوءَهَا وَخُشُوعَهَا وَرُكُوعَهَا إِلَّا كَانَتْ كَفَّارَةً لِمَا قَبْلَهَا مِنْ الذُّنُوبِ مَا لَمْ يُؤْتِ كَبِيرَةً وَذَلِكَ الدَّهْرَ كُلَّهُ
“Tidaklah
seorang muslim didatangi shalat fardlu, lalu dia membaguskan wudlunya &
khusyu’nya & shalatnya, melainkan itu menjadi penebus dosa-dosanya
terdahulu, selama dia tidak melakukan dosa besar. & itu (berlaku) pada
sepanjang zaman.” (HR. Muslim no. 335)
Pada kedua
hadits di atas dikecualikan dosa-dosa besar, karena memang dosa besar tidak
bisa terhapus dengan sekedar amalan saleh, akan tetapi harus dengan taubat
& istighfar. Karenanya, yg dimaksud dengan dosa pada kedua hadits di atas
adlh dosa-dosa kecil.
Adapun
patokan dosa besar adlh sebagaimana yg diriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiallahu
anhuma:
اَلْكَبَائِرُ كُلُّ ذَنْبٍ خَتَمَهُ الله ُبِنَارٍ أَوْ لَعْنَةٍ أو غَضَبٍ أَوْ عَذَابٍ
“Dosa-dosa
besar adlh semua dosa yg Allah akhiri dengan ancaman neraka atau laknat atau
kemurkaan atau adzab.” (Riwayat Ibnu Jarir dalam tafsirnya terhadap surah
An-Najm: 32)
Walaupun
asalnya ada perbedaan antara dosa besar dengan dosa kecil, akan tetapi beliau
radhiallahu anhu juga pernah berkata:
لاَ كَبِيْرَةَ مَعَ الْاِسْتِغْفَارِ, وَلاَ صَغِيْرَةَ مَعَ الْإِصْرَارِ
“Tidak ada
dosa besar jika selalu diikuti dengan istighfar & tidak ada dosa kecil jika
dia dilakukan terus-menerus.”
b.
Shalat subuh senantiasa dihadiri & disaksikan oleh para malaikat & dia
juga menja
Allah Ta’ala
berfirman:
أقم الصلاة لدلوك الشمس إلى غسق الليل وقرءان الفجر إنّ قرءان الفجركان مشهودا
“Dirikanlah
shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam & (dirikanlah
pula shalat) subuh. Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan (oleh malaikat).”
(QS. Al-Isra`: 78)
c.
Shalat ashar yg mrpkan shalat wustha -sebagaimana dalam riwayat Al-Bukhari-
dikhususkan penyebutannya dibandingkan shalat-shalat lainnya.
& ini
menunjukkan keistimewaan shalat ashar -dari satu sisi- dibandingkan shalat
lainnya. Allah Ta’ala berfirman:
حافظوا على الصلوات والصلواة الوسطى
“Peliharalah
semua shalat(mu), & (peliharalah) shalat wusthaa.” (QS. Al-Baqarah: 238)
d.
Menjaga shalat subuh & ashar mrpkan sebab terbesar masuk surga &
selamat dari neraka.
Dari Imarah
bin Ru’aibah radhiallahu anhu dia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam bersabda:
لَنْ يَلِجَ النَّارَ أَحَدٌ صَلَّى قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا
“Tidak akan
masuk neraka seseorang yg shalat sebelum terbit matahari & sebelum
terbenamnya.” (HR. Muslim no. 1003)
Dari Abu
Musa radhiallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ صَلَّى الْبَرْدَيْنِ دَخَلَ الْجَنَّةَ
“Barangsiapa
mengerjakan shalat pada dua waktu dingin, maka dia akan masuk surga.” (HR.
Al-Bukhari no. 540 & Muslim no. 1005)
Dari Jundab
bin Abdullah radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda:
مَنْ صَلَّى الصُّبْحَ فَهُوَ فِي ذِمَّةِ اللَّهِ فَلَا يَطْلُبَنَّكُمْ اللَّهُ مِنْ ذِمَّتِهِ بِشَيْءٍ فَيُدْرِكَهُ فَيَكُبَّهُ فِي نَارِ جَهَنَّمَ
“Barangsiapa
shalat subuh, maka ia berada dalam jaminan Allah, oleh karena itu jangan sampai
Allah menuntut sesuatu dari kalian sebagai imbalan jaminan-Nya, sehingga Allah
menangkapnya & menyungkurkannya ke dalam neraka jahannam.” (HR. Muslim no.
1050)
Dari Jarir
bin ‘Abdullah radhiallahu anhu dia berkata: Nabi shallallahu alaihi wasallam
bersabda:
إِنَّكُمْ سَتَرَوْنَ رَبَّكُمْ كَمَا تَرَوْنَ هَذَا الْقَمَرَ لَا تُضَامُّونَ فِي رُؤْيَتِهِ فَإِنْ اسْتَطَعْتُمْ أَنْ لَا تُغْلَبُوا عَلَى صَلَاةٍ قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا فَافْعَلُوا
“Sesungguhnya
kalian akan melihat Rabb kalian sebagaimana kalian melihat bulan purnama ini.
& kalian tidak akan saling berdesakan dalam melihat-Nya. Maka jika kalian
mampu utk tidak terlewatkan utk melaksanakan shalat sebelum terbit matahri
& sebelum terbenamnya, maka lakukanlah.” (HR. Al-Bukhari no. 521 &
Muslim no. 1002)
e.
Meninggalkan shalat 5 waktu -atau salah satunya- dengan sengaja karena malas
secara terus-menerus adlh kekafiran.
Allah Ta’ala
berfirman:
وخلف من بعدهم خلف أضاعوا الصلاة واتبعوا الشهوات فسوف يلقون غيا إلا من تاب وآمن وعمل صالحا
“Maka
datanglah sesudah mereka, pengganti (yg jelek) yg menyia-nyiakan shalat &
memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan, kecuali
orang yg bertaubat, beriman & beramal saleh.” (QS. Maryam: 59-60)
Seandainya
orang yg meninggalkan shalat itu masih mukmin, maka tentunya tidak
dipersyaratkan ketika dia bertaubat dia harus beriman.
Ini
dipertegas dalam hadits Jabir radhiallahu anhuma dia berkata: Saya mendengar
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ وَالْكُفْرِ تَرْكَ الصَّلَاةِ
“Sungguh, yg
memisahkan antara seorang laki-laki dengan kesyirikan & kekufuan adlh
meninggalkan shalat.” (HR. Muslim no. 116)
Juga dalam
Abdullah bin Buraidah dari ayahnya radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ تَرْكُ الصَّلَاةِ فَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ كَفَرَ
“(Pemisah)
di antara kami & mereka (orang kafir) adlh meninggalkan shalat, karenanya
barangsiapa yg meninggalkannya maka sungguh dia telah kafir.” (HR. Ahmad no.
21929)
Keutamaan Shalat Subuh
Shubuh adlh
salah satu waktu di antara beberapa waktu, di mana Allah Ta’ala memerintahkan
umat Islam utk mengerjakan shalat kala itu. Allah Ta’ala berfirman,
أَقِمِ الصَّلَاةَ لِدُلُوكِ الشَّمْسِ إِلَى غَسَقِ اللَّيْلِ وَقُرْآَنَ الْفَجْرِ إِنَّ قُرْآَنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا
“ Dirikanlah
shalat dari sesudah matahari tergelincir sampai gelap malam & (dirikanlah
pula shalat) Shubuh. Sesungguhnya shalat Shubuh tu disaksikan (oleh malaikat).
” (Qs. Al-Isra’: 78) Betapa banyak kaum muslimin yg lalai dalam mengerjakan
shalat shubuh. Mereka lebih memilih melanjutkan tidurnya ketimbang bangun utk
melaksanakan shalat. Jika kita melihat jumlah jama’ah yg shalat shubuh di
masjid, akan terasa berbeda dibandingkan dengan jumlah jama’ah pada waktu
shalat lainnya.
Apabila
seseorang mengerjakan shalat shubuh, niscaya ia akan dapati banyak keutamaan.
Di antara keutamaannya adalah
(1) Salah
satu penyebab masuk surga
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صَلَّى الْبَرْدَيْنِ دَخَلَ الْجَنَّة
“
Barangsiapa yg mengerjakan shalat bardain (yaitu shalat shubuh & ashar)
maka dia akan masuk surga .” (HR. Bukhari no. 574 & Muslim no. 635)
(2) Salah
satu penghalang masuk neraka
Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَنْ يَلِجَ النَّارَ أَحَدٌ صَلَّى قَبْلَ طُلُوعِ الشَّمْسِ وَقَبْلَ غُرُوبِهَا
“ Tidaklah
akan masuk neraka orang yg melaksanakan shalat sebelum terbitnya matahari
(yaitu shalat shubuh) & shalat sebelum tenggelamnya matahari (yaitu shalat
ashar) .” (HR. Muslim no. 634)
(3) Berada
di dalam jaminan Allah
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صَلَّى صَلَاةَ الصُّبْحِ فَهُوَ فِي ذِمَّةِ اللَّهِ فَلَا يَطْلُبَنَّكُمْ اللَّهُ مِنْ ذِمَّتِهِ بِشَيْءٍ فَإِنَّهُ مَنْ يَطْلُبْهُ مِنْ ذِمَّتِهِ بِشَيْءٍ يُدْرِكْهُ ثُمَّ يَكُبَّهُ عَلَى وَجْهِهِ فِي نَارِ جَهَنَّمَ
“
Barangsiapa yg shalat subuh maka dia berada dalam jaminan Allah. Oleh karena
itu jangan sampai Allah menuntut sesuatu kepada kalian dari jaminan-Nya. Karena
siapa yg Allah menuntutnya dengan sesuatu dari jaminan-Nya, maka Allah pasti
akan menemukannya, & akan menelungkupkannya di atas wajahnya dalam neraka
jahannam .” (HR. Muslim no. 163)
(4) Dihitung
seperti shalat semalam penuh
Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ صَلَّى الْعِشَاءَ فِي جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا قَامَ نِصْفَ اللَّيْلِ وَمَنْ صَلَّى الصُّبْحَ فِي جَمَاعَةٍ فَكَأَنَّمَا صَلَّى اللَّيْلَ كُلَّهُ
“
Barangsiapa yg shalat isya` berjama’ah maka seolah-olah dia telah shalat malam
selama separuh malam. & barangsiapa yg shalat shubuh berjamaah maka
seolah-olah dia telah shalat seluruh malamnya .” (HR. Muslim no. 656)
(5)
Disaksikan para malaikat
Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَتَجْتَمِعُ مَلَائِكَةُ اللَّيْلِ وَمَلَائِكَةُ النَّهَارِ فِي صَلَاةِ الْفَجْرِ
“
& para malaikat malam & malaikat siang berkumpul pada shalat fajar
(subuh) .” (HR. Bukhari no. 137 & Muslim no.632)
Ancaman bagi
yg Meninggalkan Shalat Shubuh
Padahal
banyak keutamaan yg bisa didapat apabila seseorang mengerjakan shalat shubuh.
Tidakkah kita takut dikatakan sebagai orang yg munafiq karena meninggalakan
shalat shubuh? & kebanyakan orang meninggalkan shalat shubuh karena
aktivitas tidur. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ أَثْقَلَ صَلَاةٍ عَلَى الْمُنَافِقِينَ صَلَاةُ الْعِشَاءِ وَصَلَاةُ الْفَجْرِ وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لَأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا
“
Sesungguhnya shalat yg paling berat dilaksanakan oleh orang-orang munafik adlh
shalat isya & shalat subuh. Sekiranya mereka mengetahui keutamaan keduanya,
niscaya mereka akan mendatanginya sekalipun dengan merangkak .” (HR. Bukhari
no. 657 & Muslim no. 651)
Cukuplah
ancaman dikatakan sebagai orang munafiq membuat kita selalu memperhatikan
ibadah yg satu ini.
Semoga Allah
selalu memberi hidayah kepada kita semua, terkhusus bagi para laki-laki utk
dapat melaksanakan shalat berjama’ah di masjid. (
Dari artikel Keutamaan Shalat Shubuh — Muslim.Or.Id)
Dari artikel Keutamaan Shalat Shubuh — Muslim.Or.Id)
Keutamaan Shalat Sunnah
Shalat
sunnah termasuk amalan yg mesti kita jaga & rutinkan. Di antara
keutamaannya, shalat sunnah akan menutupi kekurangan pada shalat wajib. Kita
tahu dengan pasti bahwa tidak ada yg yakin shalat lima waktunya dikerjakan
sempurna. Kadang kita tidak konsentrasi, tidak khusyu’ (menghadirkan hati),
juga kadang tidak tawadhu’ (tenang) dalam shalat. Moga dengan memahami
pembahasan berikut ini semakin menyemangati kita utk terus menjaga shalat
sunnah.
Pertama:
Akan Menutupi Kekurangan pada Shalat Wajib
Dari Abu
Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
« إِنَّ أَوَّلَ مَا يُحَاسَبُ النَّاسُ بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ أَعْمَالِهِمُ الصَّلاَةُ قَالَ يَقُولُ رَبُّنَا جَلَّ وَعَزَّ لِمَلاَئِكَتِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ انْظُرُوا فِى صَلاَةِ عَبْدِى أَتَمَّهَا أَمْ نَقَصَهَا فَإِنْ كَانَتْ تَامَّةً كُتِبَتْ لَهُ تَامَّةً وَإِنْ كَانَ انْتَقَصَ مِنْهَا شَيْئًا قَالَ انْظُرُوا هَلْ لِعَبْدِى مِنْ تَطَوُّعٍ فَإِنْ كَانَ لَهُ تَطَوُّعٌ قَالَ أَتِمُّوا لِعَبْدِى فَرِيضَتَهُ مِنْ تَطَوُّعِهِ ثُمَّ تُؤْخَذُ الأَعْمَالُ عَلَى ذَاكُمْ ».
“
Sesungguhnya amalan yg pertama kali dihisab pada manusia di hari kiamat nanti
adlh shalat. Allah ‘azza wa jalla berkata kepada malaikat-Nya & Dia-lah yg
lebih tahu, “Lihatlah pada shalat hamba-Ku. Apakah shalatnya sempurna ataukah
tidak? Jika shalatnya sempurna, maka akan dicatat baginya pahala yg sempurna.
Namun jika dalam shalatnya ada sedikit kekurangan, maka Allah berfirman:
Lihatlah, apakah hamba-Ku memiliki amalan sunnah. Jika hamba-Ku memiliki amalan
sunnah, Allah berfirman: sempurnakanlah kekurangan yg ada pada amalan
wajib dengan amalan sunnahnya.” Kemudian amalan lainnya akan diperlakukan
seperti ini .” (HR. Abu Daud no. 864, Ibnu Majah no. 1426 & Ahmad 2: 425.
Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih )
Kedua:
Dihapuskan dosa & ditinggikan derajat
Ma’dan bin
Abi Tholhah Al Ya’mariy, ia berkata, “Aku pernah bertemu Tsauban –bekas budak
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam -, lalu aku berkata padanya,
‘Beritahukanlah padaku suatu amalan yg karenanya Allah memasukkanku ke dalam
surga’.” Atau Ma’dan berkata, “Aku berkata pada Tsauban, ‘Beritahukan padaku
suatu amalan yg dicintai Allah’.” Ketika ditanya, Tsauban malah diam.
Kemudian
ditanya kedua kalinya, ia pun masih diam. Sampai ketiga kalinya, Tsauban
berkata, ‘Aku pernah menanyakan hal yg ditanyakan tadi pada Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau bersabda,
عَلَيْكَ بِكَثْرَةِ السُّجُودِ لِلَّهِ فَإِنَّكَ لاَ تَسْجُدُ لِلَّهِ سَجْدَةً إِلاَّ رَفَعَكَ اللَّهُ بِهَا دَرَجَةً وَحَطَّ عَنْكَ بِهَا خَطِيئَةً
“ Hendaklah
engkau memperbanyak sujud (perbanyak shalat) kepada Allah. Karena tidaklah
engkau memperbanyak sujud karena Allah melainkan Allah akan meninggikan
derajatmu & menghapuskan dosamu’ .” Lalu Ma’dan berkata, “ Aku pun pernah
bertemu Abu Darda’ & bertanya hal yg sama. Lalu sahabat Abu Darda’ menjawab
sebagaimana yg dijawab oleh Tsauban padaku .” (HR. Muslim no. 488). Imam Nawawi
rahimahullah berkata, “Hadits ini adlh dorongan utk memperbanyak sujud & yg
dimaksud adlh memperbanyak sujud dalam shalat.” (Syarh Shahih Muslim, 4: 205).
Cara memperbanyak sujud bisa dilakukan dengan memperbanyak shalat sunnah.
Ketiga: Akan
dekat dengan Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam di surga
Dari Rabiah
bin Ka’ab Al-Aslami - radhiyallahu ‘anhu - dia berkata,
كُنْتُ أَبِيتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَتَيْتُهُ بِوَضُوئِهِ وَحَاجَتِهِ فَقَالَ لِي سَلْ فَقُلْتُ أَسْأَلُكَ مُرَافَقَتَكَ فِي الْجَنَّةِ قَالَ أَوْ غَيْرَ ذَلِكَ قُلْتُ هُوَ ذَاكَ قَالَ فَأَعِنِّي عَلَى نَفْسِكَ بِكَثْرَةِ السُّجُودِ
“Saya pernah
bermalam bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam , lalu aku membawakan
air wudhunya & air utk hajatnya. Maka beliau berkata kepadaku, “ Mintalah
kepadaku .” Maka aku berkata, “Aku hanya meminta agar aku bisa menjadi teman
dekatmu di surga.” Beliau bertanya lagi, “Adakah permintaan yg lain?” Aku
menjawab, “Tidak, itu saja.” Maka beliau menjawab, “ Bantulah aku utk
mewujudkan keinginanmu dengan banyak melakukan sujud (memperbanyak shalat) .”
(HR. Muslim no. 489)
Keempat:
Shalat adlh sebaik-baik amalan
Dari
Tsauban, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اسْتَقِيمُوا وَلَنْ تُحْصُوا وَاعْلَمُوا أَنَّ خَيْرَ أَعْمَالِكُمُ الصَّلاَةُ وَلاَ يُحَافِظُ عَلَى الْوُضُوءِ إِلاَّ مُؤْمِنٌ
“
Beristiqamahlah kalian & sekali-kali kalian tidak dapat istiqomah dengan
sempurna. Ketahuilah, sesungguhnya amalan kalian yg paling utama adlh shalat.
Tidak ada yg menjaga wudhu melainkan ia adlh seorang mukmin. ” (HR. Ibnu Majah
no. 277 & Ahmad 5: 276. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih
)
Kelima:
Menggapai wali Allah yg terdepan
Orang yg
rajin mengamalkan amalan sunnah secara umum, maka ia akan menjadi wali Allah yg
istimewa. Lalu apa yg dimaksud wali Allah?
Allah Ta’ala
berfirman,
أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ (62) الَّذِينَ آَمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ (63)
“ Ingatlah,
sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka &
tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yg beriman & mereka
selalu bertakwa.” (QS. Yunus: 62-63)
Syaikhul
Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan,
فَكُلُّ مَنْ كَانَ مُؤْمِنًا تَقِيًّا كَانَ لِلَّهِ وَلِيًّا
“ Setiap
orang mukmin (beriman) & bertakwa, maka dialah wali Allah. ” (Majmu’ Al
Fatawa, 2: 224). Jadi wali Allah bukanlah orang yg memiliki ilmu sakti, bisa
terbang, memakai tasbih & surban. Namun yg dimaksud wali Allah sebagaimana
yg disebutkan oleh Allah sendiri dalam surat Yunus di atas. “ Syarat disebut
wali Allah adlh beriman & bertakwa ” (Majmu’ Al Fatawa, 6: 10). Jadi jika
orang-orang yg disebut wali malah orang yg tidak shalat & gemar maksiat,
maka itu bukanlah wali. Kalau mau disebut wali, maka pantasnya dia disebut wali
setan.
Perlu
diketahui bahwa wali Allah ada dua macam: (1) As Saabiquun Al Muqorrobun(wali
Allah terdepan) & (2) Al Abror Ash-habul yamin (wali Allah pertengahan).
As saabiquun
al muqorrobun adlh hamba Allah yg selalu mendekatkan diri pada Allah dengan
amalan sunnah di samping melakukan yg wajib serta dia meninggalkan yg haram
sekaligus yg makruh.
Al Abror
ash-habul yamin adlh hamba Allah yg hanya mendekatkan diri pada Allah dengan
amalan yg wajib & meninggalkan yg haram, ia tidak membebani dirinya dengan
amalan sunnah & tidak menahan diri dari berlebihan dalam yg mubah.
Mereka
inilah yg disebutkan dalam firman Allah Ta’ala ,
إِذَا وَقَعَتِ الْوَاقِعَةُ (1) لَيْسَ لِوَقْعَتِهَا كَاذِبَةٌ (2) خَافِضَةٌ رَافِعَةٌ (3) إِذَا رُجَّتِ الْأَرْضُ رَجًّا
(4) وَبُسَّتِ الْجِبَالُ بَسًّا
(5) فَكَانَتْ هَبَاءً مُنْبَثًّا (6) وَكُنْتُمْ أَزْوَاجًا ثَلَاثَةً (7) فَأَصْحَابُ الْمَيْمَنَةِ مَا أَصْحَابُ الْمَيْمَنَةِ (8) وَأَصْحَابُ الْمَشْأَمَةِ مَا أَصْحَابُ الْمَشْأَمَةِ (9) وَالسَّابِقُونَ السَّابِقُونَ (10) أُولَئِكَ الْمُقَرَّبُونَ (11) فِي جَنَّاتِ النَّعِيمِ (12) ثُلَّةٌ مِنَ الْأَوَّلِينَ (13) وَقَلِيلٌ مِنَ الْآَخِرِينَ (14)
“ Apabila
terjadi hari kiamat,tidak seorangpun dapat berdusta tentang
kejadiannya.(Kejadian itu) merendahkan (satu golongan) & meninggikan
(golongan yg lain), apabila bumi digoncangkan sedahsyat-dahsyatnya,dan
gunung-gunung dihancur luluhkan seluluh-luluhnya,maka jadilah ia debu yg
beterbangan, & kamu menjadi tiga golongan. Yaitu golongan kanan. Alangkah
mulianya golongan kanan itu. & golongan kiri. Alangkah sengsaranya golongan
kiri itu.Dan orang-orang yg beriman paling dahulu. Mereka itulah yg didekatkan
kepada Allah. Berada dalam jannah kenikmatan. Segolongan besar dari orang-orang
yg terdahulu,dan segolongan kecil dari orang-orang yg kemudian .” (QS. Al
Waqi’ah: 1-14) (Lihat Al furqon baina awliyair rohman wa awliyaisy syaithon,
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, hal. 51)
Keenam:
Allah akan beri petunjuk pada pendengaran, penglihatan, kaki & tangannya,
serta doanya pun mustajab
Dari Abu
Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ اللَّهَ قَالَ مَنْ عَادَى لِى وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ ، وَمَا تَقَرَّبَ إِلَىَّ عَبْدِى بِشَىْءٍ أَحَبَّ إِلَىَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ ، وَمَا يَزَالُ عَبْدِى يَتَقَرَّبُ إِلَىَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ ، فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِى يَسْمَعُ بِهِ ، وَبَصَرَهُ الَّذِى يُبْصِرُ بِهِ ، وَيَدَهُ الَّتِى يَبْطُشُ بِهَا وَرِجْلَهُ الَّتِى يَمْشِى بِهَا ، وَإِنْ سَأَلَنِى لأُعْطِيَنَّهُ ، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِى لأُعِيذَنَّهُ
“ Allah
Ta’ala berfirman: Barangsiapa memerangi wali (kekasih)-Ku, maka Aku akan
memeranginya. Hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri pada-Ku dengan amalan wajib
yg Kucintai. Hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri pada-Ku dengan amalan-amalan
sunnah sehingga Aku mencintainya. Jika Aku telah mencintainya, maka Aku akan
memberi petunjuk pada pendengaran yg ia gunakan utk mendengar, memberi petunjuk
pada penglihatannya yg ia gunakan utk melihat, memberi petunjuk pada tangannya
yg ia gunakan utk memegang, memberi petunjuk pada kakinya yg ia gunakan utk
berjalan. Jika ia memohon sesuatu kepada-Ku, pasti Aku mengabulkannya &
jika ia memohon perlindungan, pasti Aku akan melindunginya. ” (HR. Bukhari no.
2506)
Orang yg
senantiasa melakukan amalan sunnah (mustahab) di samping melakukan amalan
wajib, akan mendapatkan kecintaan Allah, lalu Allah akan memberi petunjuk pada
pendengaran, penglihatan, tangan & kakinya. Allah juga akan memberikan
orang seperti ini keutamaan dengan mustajabnya do’a (Faedah dari Fathul Qowil
Matin, Syaikh Abdul Muhsin bin Hamd Al Abad, hadits ke-38).
Keutamaan Shalat Tahajud
Hiruk pikuk
kejuaraan sepakbola Euro 2012 sudah dimulai. Sepekan terakhir, hampir setiap
malam jutaan rakyat Indonesia menghabiskan waktu malamnya utk menonton
pertandingan bergengsi dari tim 16 negara-negara Eropa.
Maklum, pada
perhelatan bergengsi ini, akan dipertontonkan pertandingan dengan
bintang-bintang dunia, gaya permainan dunia & yg utama sistem pertandingan
fairplay. Permainan cantik & kesolidan tim akan menjadi tontotan menarik
bagi penggemar sepakbola.
Terlepas
dari kenikmatan menonton pertandingan sepakbola, akan sangat disaygkan jika
waktu malam hanya kita habiskan dengan menonton pertandingan sepakbola.
Sebagai umat
Islam, sepertinya kita menyadari bahwa orang-orang yg menghabiskan waktu tanpa
diiringi dengan ibadah, maka bukan termasuk golongan Rasulullah saw,
dikarenakan telah melalaikan kenikmatan yg telah diberikan Allah swt.
Sebagimana hadis Nabi Muhammad yg diriwayatkan Imam Bukhari, yg berbunyi:
“Dua
kenikmatan yg sering dilalaikan oleh sebagian besar manusia yaitu nikmat sehat
& nikmat waktu luang”. (HR. Bukhari)
Hadis itu
menyiratkan, sebagai umat Rasulullah, sebaiknya kita tidak melalaikan
kenikmatan waktu luang. Di tengah malam, di sela-sela pertandingan sepakbola
Euro 2012, ada baiknya kita turut mengisi dengan salat malam.
Membiasakan
shalat malam itu berarti mengajak diri kita masuk ke dalam golongan orang-orang
shaleh, yg hatinya selalu berdampingan denganAllah swt. Sebagaimana Allah swt
berfirman di dalam Alquran :
“Pada malam
hari, hendaklah engkau shalat Tahajud sebagai tambahan bagi engkau.
Mudah-mudahan Tuhan mengangkat engkau ketempat yg terpuji.” (QS : Al-Isro’ :
79).
Sebelum
diturunkannya kewajiban shalat lima waktu, shalat malam seperti shalat Tahajud
mrpkan shalat yg diwajibkan kepada Nabi Muhammad saw. Karena itu, saat ini umat
Islam selalu dianjurkan utk mendirikan shalat malam seperti shalat Tahajud.
Sahabat
Abdullah bin Salam mengatakan, bahwa Nabi Muhammad saw bersabda: ”Hai sekalian
manusia, sebarluaskanlah salam & berikanlah makanan serta sholat malamlah
diwaktu manusia sedang tidur, supaya kamu masuk Sorga dengan selamat.” (HR
Tirmidzi).
Dalam hadis
yg diriwayat Imam Muslim, shalat di waktu malam mrpkan shalat yg paling utama
sesudah shalat fardu.
“Seutama-utama
shalat sesudah shalat fardhu ialah shalat sunnat di waktu malam” (HR. Muslim).
Bagi umat
Islam, waktu malam bukan sekadar waktu tanpa penerangan matahari. Malam bagi
Islam adlh waktu yg sangat berarti & waktu yg diutamakan oleh Allah SWT.
Sebagaimana
Nabi Muhammad saw bersabda: “Pada tiap malam Tuhan kami Tabaraka wa Ta’ala
turun (ke langit dunia) ketika tinggal sepertiga malam yg akhir. Ia berfirman :
“Barang siapa yg menyeru-Ku, akan Aku perkenankan seruannya. Barang siapa yg
meminta kepada-Ku, Aku perkenankan permintaanya. & barang siapa meminta
ampunan kepada-Ku, Aku ampuni dia.” (HR Bukhari & Muslim).
Pada sebuah
hadis lain juga disebutkan, saat saat ijabah (dikabulkannya doa) itu adlh 1/3
malam yg terakhir. ”Abu Muslim bertanya kepada sahabat Abu Dzar : “Diwaktu manakah
yg lebih utama kita mengerjakan sholat malam?”
Sahabat Abu
Dzar menjawab : “Aku telah bertanya kepada Rosulullah SAW sebagaimana engkau
tanyakan kepadaku ini.” Rosulullah SAW bersabda :?“Perut malam yg masih tinggal
adlh 1/3 yg akhir. Saygnya sedikit sekali orang yg melaksanakannya,” (HR
Ahmad).
Mengakhiri
tulisan ini, sungguh menyaygkan ketika waktu malam hanya kita habiskan utk
melihat kenikmatan dunia.
Ada baiknya
turut kita isi dengan shalat malam sebagai bekal di dunia & akhirat nanti,
serta sebagai persiapan menghadapi bulan suci Ramadhan yg sebentar lagi akan
tiba. (Sumber:
republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/12/06/15/m5me40-keutamaan-shalat-tahajud)